Jurnalis: Marselino Geradus
Unsulbar News, Majene – Beredar informasi di media sosial berupa e-flyer dimana terkait perekrutan Paduan Suara Mahasiswa (PSM), Unsulbar Choir, Sabtu (5/10/2024) siang.
Diketahui informasi tersebut dibuat langsung oleh mantan pelatih Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), PSM Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar), Muslim Tahir, S Pd.
Hal tersebut sontak membuat para anggota hingga pengurus UKM PSM Unsulbar terkejut dan berspekulasi dengan berbagai macam tanggapan. Dari informasi yang beredar, banyak dari anggota UKM PSM yang kemudian tersulut emosi mendengar kabar ini.
Wakil ketua UKM PSM Unsulbar, Anggum Naldi tak lupa turut angkat bicara saat mendengar kabar ini. Dari wawancara online bersama kru Unsulbar News, Naldi menyampaikan bahwa dirinya juga kaget dengan tersebarnya informasi itu.
Baca juga: Rektor Resmi Lantik Pengurus PSM Unsulbar Periode 2023-2024
“Saya juga kaget karena kami tidak tahu-menahu soal pamflet itu,” ujarnya singkat.
Mahasiswa Agribisnis angkatan 2021 itu pun menyayangkan adanya organisasi baru tersebut, karena pihaknya merasa hal itu seperti mencoreng nama baik PSM Unsulbar yang masih eksis hingga saat ini.
Tuai Polemik Hingga Respon Keras
Menanggapi informasi yang tengah beredar, salah satu kader PSM Unsulbar dengan cekatan mengedit e-flyer tersebut dengan menambahkan tulisan “Hoax” dengan latar belakang merah di tengah desain e-flyer itu.
Setelah mengedit, mahasiswa yang tak ingin disebutkan namanya tersebut kemudian menyebar ulang hasil editannya itu ke beberapa grup-grup whatsapp organisasi yang ia masuki.
Bersamaan dengan yang ia sebar itu tercantum caption yang mengandung unsur penolakan terhadap informasi yang telah beredar sebelumnya, dengan tambahan hastag #UkmPaduanSuaraUnsulbarHanyaSatu.
Tidak sampai di situ, ia juga mengumumkannya ke grup Facebook Unsulbar Info dengan harapan semua mahasiswa Unsulbar bisa melihat e-flyer yang ia sebut menyebarkan berita ‘hoax’ tersebut.
Mahasiswa angkatan 2021 tersebut lalu menegaskan, dirinya secara pribadi sangat tidak terima jika nantinya ada dua UKM paduan suara di Unsulbar.
“Paduan suara di Unsulbar kan cuma ada PSM Unsulbar, tidak ada yang lain. Lalu kenapa tiba-tiba ada info begitu tanpa sepengetahuan kami?,” tuturnya dengan nada agak tinggi lewat voice note Whatsapp (WA).
Dinilai Salah Paham
Melihat sebaran pamfletnya yang dinilai sebagai berita hoaks, Muslim merasa kecewa dan tidak terima lantaran pamflet perekrutan anggota baru tersebut kata dia, merupakan bentuk realisasi arahan langsung dari Rektor Unsulbar.
“Rektor sendiri yang hubungi ka’, bahkan sampai dua kali saya dipanggil untuk urus organisasi ini,” ucapnya via telepon saat dihubungi kru Unsulbar News, Sabtu (5/10) siang tadi.
Ia kemudian berspekulasi, sepertinya ada kesalah pahaman yang terjadi. Ia lalu menerangkan, organisasi baru ini bukanlah lembaga UKM melainkan hanya organisasi kemahasiswaan biasa.
“Atas dasar apa mereka bilang ini hoax? Sedangkan saya tidak mengatasnamakan UKM PSM Unsulbar, saya juga tidak mencantumkan atribut organisasinya sama sekali di pamflet,” sambungnya mencoba meluruskan situasi yang terjadi.
Mantan ketua umum (ketum) PSM Universitas Negeri Makassar (UNM) – Pinisi Choir periode 2012-2013 itu juga menjelaskan, organisasi ini dibentuk karena beberapa alasan.
Pertama, UKM paduan suara yang sudah ada sebelumnya semata-mata hanya berfokus pada latihan untuk penampilan di acara-acara kampus, yang menurutnya masih terlalu sederhana untuk sekelas UKM.
Kedua, di Unsulbar Choir ini ada bidang pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM), dimana para anggota nantinya akan mendapat pelatihan rutin terkait pengembangan skill bermusik, sehingga mampu membaca notasi musik, manajemen paduan suara, dan banyak lagi.
“Jadi bukan hanya sekadar latihan menghafal lagu untuk perform ketika ada job,” sambungnya.
Alasan ketiga kata Muslim, tentu tidak lepas dari kurangnya personil untuk job tertentu yang sering datang di masa-masa libur semester.
Hal itu karena para anggota sudah balik kampung untuk melepas rindu bertemu keluarga, seperti yang seringkali terjadi ketika dirinya masih melatih UKM PSM Unsulbar.
“Di Unsulbar Choir keanggotaan akan berimbang, ada yang dari Polewali, Majene, dan daerah lain untuk mengantisipasi kejadian serupa,” sambungnya lewat chat WA.
Ia menambahkan, tidak ada yang boleh membatasi mahasiswa dalam berkarya dan berlembaga selagi itu dalam hal positif.
“Sepanjang itu positif dan tidak menabrak aturan. Itu semua pada akhirnya akan menjadi pilihan mahasiswa,” tutur Muslim dengan penuh makna.