Penulis : Nurcahya (Mahasiswa Hubungan internasional, 2019)
Unsulbar News, Majene. Ujian Akhir Semester (UAS) atau kerap di sebut final, menjadi topik menarik untuk di perbincangkan di kalangan mahasiswa. Mengapa tidak, menjelang final, biasanya para mahasiswa di sibukkan dengan kegiatan belajar dan membuat kiat-kiat sukses dalam menghadapi final nanti.
Namun pasti, ada saja sebagian orang yang memiliki seribu alasan untuk mereka yang tidak belajar bahkan memilih bersantai. Padahal besoknya sudah final, dan akhirnya minta tolong deh sama teman saat ujian, misalnya meminta contekan. Dengan alasan teman baik maka hadirlah niat menjadi “ Malaikat penolong”.
Namun gengs, menjadi malaikat penolong saat ujian ini sebenarnya tidak baik untuk kamu sendiri maupun teman kamu lho, ada beberapa alasannya yaitu :
- Bukannya menolong, tapi menjerumuskan. Banyak cara yang bisa kamu lakukan untuk membantu teman, jika kamu benar-benar peduli dengan mereka. Misalkan, membuat kelompok belajar, ajak teman kamu untuk belajar bersama, kondisikan suasana dan tenpat agar kamu dan teman kamu bisa belajar bersama dengan nyaman dan tidak terganggu. Dengan demikian, kamu tidak perlu memberikan contekan, karena apabila menolong teman dengan bantuan contekan sama saja kamu menjerumuskan temanmu ke arah yang salah.
- “ Menolong “ bisa menjadi kegiatan rutin saat ada ujian. Ada sebuah pepatah “Ala bisa karena biasa” Sekali kamu menolong, maka kemungkinan besar teman kamu akan bergantung sama kamu dan niatnya untuk belajar akan semakin hilang, padahal kamu sendiri pasti keberatan jika terus-menerus di mintai bantuan apalagi sampai bergantung sama kamu. Dari pagi sampai malam belajar optimal harus berbagi sama teman kamu yang tidak belajar. Jadi dilema kan, antara mau di bantuin atau tidak.
- Terlalu beresiko dan tanggung sendiri. Saat ujian, tentu ada pengawas yang akan mengawas selama proses ujian berlangsung, mulai dari pengawas yang santai hingga pengawas yang killer parah. Mungkin, pada saat kamu membantu teman kamu dan ketahuan oleh pengawas bukan tidak mungkin ada resiko yang besar yang akan terjadi, misalnya kamu di suruh keluar dari kelas atau tidak kertas ujian kamu akan ikut di tarik alias kamu gagal dalam ujian. Resiko itu kamu yang akan tanggung sendiri, lantas apakah teman kamu ingin bertanggung jawab ?
- Tidak konsentrasi saat mengerjakan ujian. Saat kamu menjadi teman sang Malaikat penolong, kamu akan terbebani dengan gangguan konsentrasi saat ujian berlangsung, apalagi jika soal ujian dengan tingkat kesulitan tinggi. Kamu akan kewalahan dan berkali-kali lipat pusing untuk berbagi kepada teman kamu, dengan waktu yang terbatas apakah kamu yakin bisa melakukan tugas multitasking itu dengan baik pada saat yang bersamaan ?
- Berdampak pada hasil ujian. Konsentrasi pecah dan tidak fokus, dapat di pastikan hasil ujian kamu akan berpengaruh, mulai dari hasil yang tidak maksimal dan lebih parahnya dapat nilai buruk saat ujian. Bukannya untung tapi malah rugi.
Jadi gengs, sebenarnya membantu teman boleh-boleh saja, namun terkadang punya batasan yang jelas, pada saat apa teman harus di bantu. Terdengar jahat sih, tetapi demi kebaikan bersama. Nah, Setelah membaca artikel ini, apakah kamu masih mau menjadi teman sang Malaikat penolong saat ujian ?