Peserta Program Student Mobility Unsulbar Launcing Buku, Berisi Perjalanan Tiga Negara

Gambar : Leader Student Mobility, Fadwa Fitriani menerima buku secara simbolik dari perwakilan P2KKN, Nurlaela, SP M Si

Jurnalis: Reski Nopia Sari
Editor: Masdin

Unsulbar News, Majene. Mahasiswa Hubungan Internasional (HI) yang telah mengikuti program Student Mobility atau KKN Internasional gelar launcing buku di Tasha Centre (TC), Sabtu 03 April 2021.

Kegiatan yang sempat tertunda akibat pandemi Covid 19 ini berlangsung sukses dan dihadiri oleh beberapa ketua prodi lingkup Unsulbar, Pusat Pengembangan Kuliah Kerja Nyata (P2KKN), serta mahasiswa Universitas Malikussaleh Aceh.

Terdiri dari 410 halaman, buku dengan judul “Menjawab Keniscayaan Global, Meretas Tapal Batas” tersebut berisi cerita perjalanan mereka selama mengikuti program dengan mengunjungi tiga negara, yaitu Malaysia, Thailand dan Singapura pada Agustus 2019.

Buku tersebut juga memuat beberapa tulisan alumni yang lebih dulu ikut program yang sama serta ditambah tulisan dosen HI Unsulbar.

Kesempatan tersebut, Muhammad Nasir Badu, Ph D selaku Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) menjelaskan terkait tujuan penulisan buku.

“Tujuannya untuk mendokumentasikan perjalanan mahasiswa HI yang lagi KKN internasional atau Student Mobility dan supaya bisa menginspirasi untuk angkatan lain,” tutur Kepala Kerjasama dan Urusan Hubungan Internasional Unsulbar kala itu.

Lebih jauh terkait penyusunan hingga penerbitan, Muhammad Nasir menilai terdapat beberapa hambatan.

“Hambatan-hambatannya dari penulisnya yang lambat memasukan tulisanya dan pengeditannya lama, dan juga penerbitan bukunya,” jelasnya.

Meski tahun 2020 program Student Mobility tidak digelar karena pandemi, dosen yang kerap disapa pak Badu oleh mahasiswa itu berharap program ini bisa di lanjutkan dan melibatkan mahasiswa dari fakultas lain.

Mewakili peserta, Fadwa Fitriani (HI 2017) mengungkapkan kesan dan pesan dari kegiatan Student Mobility yang diikutinya pada tahun 2019.

“Buku ini memberikan gambaran ke adik-adik bahwa kegiatan tiga negara memberikan pelajaran nilai kehidupan yang sangat baik untuk usia-usia muda seperti kita. Usia 20an adalah usia sempurna untuk menjelajah, dan mencoba hal-hal baru,” tutur Fadwa.

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

RSS
Follow by Email
YouTube
YouTube
WhatsApp
Tiktok