Jurnalis: Ade Irma Sari
Unsulbar News, Majene – Dosen Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar), Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) helat program Pengabdian Masyarat berupa sosialisasi dan edukasi pernikahan anak di Desa Bonde Utara, Kabupaten Majene.
Bertema “Sosialisasi dan Edukasi Perkawinan Anak di Desa Bonde Utara Kabupaten Majene”. Kegiatan ini dilaksanakan di aula kantor Desa Bonde Utara, Kecamatan Pamboang, Kabupaten Majene, pada Selasa 30 Juli 2024 lalu.
Kepada Unsulbar News, Ketua tim Pengabdian, Riska Mayangsari SKM MPH menjelaskan timnya terdiri dari Muhammad Chaerul Anwar SH MH dan Justyulfah Syah SKM MPH. Serta melibatkan mahasiswa dari Fikes yaitu Muthahharah, Sabar dan Anugrah.
Riska menuturkan tujuan kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai langkah pencegahan dan edukasi anggota Kader Pembangunan Manusia (KPM) Desa Bonde Utara.
“Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota KPM Desa Bonde Utara dan seluruh masyarakat yang hadir terhadap materi sosialisasi, edukasi, dan kampanye literasi mengenai sosialisasi edukasi pernikahan dini pada anak,” ujarnya via whatsapp, Jumat (14/9).
Ia juga berharap agar kegiatan yang terlaksana itu dapat menyadarkan masyarakat akan bahayanya pernikahan anak usia dini.
“Semoga kegiatan edukasi ini dapat menyentuh lebih banyak kalangan masyarakat, termasuk pemuda dan orang tua, sehingga kesadaran akan dampak negatif pernikahan anak dapat semakin meluas dan menjadi modal awal dalam meminimalisir masalah kesehatan anak seperti stunting dengan stop pernikahan dini pada anak tutupnya,” pungkasnya.
Berjalan dengan lancar dimana kegiatan ini dihadiri langsung kepala Desa Bonde Utara, Bakriadi SPd MM, dan sejumlah masyarakat Desa Bonde Utara yang merupakan KPM Desa Bonde Utara.
Dalam pelaksanaan kegiatan edukasinya dosen Unsulbar menyampaikan beberapa materi diantaranya undangan-undangan pernikahan, konsep dan makna pernikahan ditinjau dari perspektif sosial budaya.
Nursam selaku ketua KPM Desa Bonde Utara berharap kegiatan serupa terus dilaksanakan oleh dosen Unsulbar.
“Saya berharap kegiatan ini dapat diadakan secara rutin dan melibatkan lebih banyak kelompok masyarakat, seperti sekolah-sekolah dan organisasi pemuda, untuk memperluas jangkauan edukasi tentang dampak negatif pernikahan anak,” ungkapnya (14/9).