Jurnalis: Ade Irma Sari
Unsulbar News, Majene – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler Gelombang XXIV 2024 Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar) yang berlokasi di Desa Tammajarra, Kecamatan Balanipa, Kabupaten Polewali Mandar lakukan kunjungan ke rumah salah satu sang maestro musik tradisional Mandar, Minggu (22/12/2024).
Adapun kunjungan tersebut merupakan salah satu program kerja dengan tema “Pengenalan Alat Musik Tradisional Desa Tammajarra” yang diusung mahasiswa KKN Unsulbar.
Tim humas KKN Desa Tammajarra, Rahmawati mahasiswa Hubungan Internasional angkatan 2021 mengungkapkan alasan kunjungan tersebut diadakan, yaitu terkait pentingnya melestarikan budaya lokal.
“Alat musik tradisional Mandar di Desa Tammajarra, Kecamatan Balanipa ini merupakan bagian penting dari warisan budaya yang harus dijaga dan dilestarikan, dengan berbagai macam alat musik seperti kacaping, keke, dan calong,” ungkapnya pada Unsulbar News, Senin (30/12).
Rahmawati menambahkan, alat musik tradisional bukan hanya sekadar hiburan semata tetapi dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk mempererat tali persaudaraan dan memperkuat identitas budaya dalam masyarakat.
Melalui kegiatan ini, diharapkan generasi muda menjadi semakin cinta dan bangga terhadap kekayaan budaya tradisional Mandar sehingga keberadaannya tetap lestari dan dikenal hingga ke generasi selanjutnya.
Sang Maestro Musik Tradisional Mandar
Kaditira yang tinggal di Dusun Lambepada, dikenal sebagai orang yang pandai memainkan alat musik tradisional Mandar seperti kacaping, keke, dan calong.
Dengan usia yang sudah mencapai 96 tahun, ia telah meraih penghargaan dari istana negara sebagai sang maestro musik tradisional.
Perjalanan karirnya dimulai sejak usianya 13 tahun dengan berbekal kacaping warisan leluhurnya yang konon sudah berusia 435 tahun lebih.
Salah satu alat musik yang menarik perhatian adalah calong, bentuknya sangat sederhana namun mampu menghasilkan suara yang sangat unik dan nyaring.
Calong terbuat dari kelapa yang dilubangi dan dipadukan dengan empat bambu kecil yang dijajarkan secara horizontal. Alat musik ini kerap menemani para penggembala di zaman dahulu.
Editor: Marselino Geradus