Jurnalis : Jumriati, Jurlian
Unsulbar News, Majene – Pengenalan kampus bagi Mahasiswa Baru (Maba) Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar) untuk tingkat universitas berlangsung di auditorium, Senin (12/08/2024).
Digelar satu hari secara hybrid, kegiatan ini mengusung tema “Menyongsong Indonesia Emas 2045 : Wujudkan Generasi Unggul, Tangguh, dan Malaqbiq”.
Selama pengenalan kampus tingkat universitas ini, peserta dibekali setidaknya 10 materi yang terbagi dalam dua sesi. Pertama dimulai pukul 11.00 s.d 12.25 WITA. Setelah Ishoma, lanjut sesi dua pada pukul 13.25 s.d 16.50 WITA.
Sesi pertama diawali materi transformasi mahasiswa menjadi pelajar pancasila melalui implementasi nilai kebangsaan dalam kehidupan kampus dibawakan Komandan Kodim (Dandim) 1401 Majene, Letkol Czi Made Bagus Asmara Putra, S.T.,M.I.P.
Materi kedua terkait Menangkal ancaman dengan memahami dan mengidentifikasi radikalisme di era digital yang dibawakan Wakapolres Majene, Kompol Agussalim Arsyad S.,S.Ag.,MH. Selanjutnya tentang generasi emas bebas narkoba dibawakan oleh kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Polewali Mandar, Syabri Syam. S. Pd., M.Si.
Kemudian materi mengenai edukasi dan aksi penanganan dan pencegahan kekerasan seksual di kampus dipaparkan Ketua Satgas PPKS Unsulbar, Prof. Dr. Muzakkir, M.Kes. Terakhir, moderasih beragama dibawakan Dekan Fakultas Pertanian dan kehutanan, Prof .Dr. Ir Kaimuddin M.,Si.
Adapun sesi kedua materinya dalah pendidikan tinggi di era evolusi industri 4.0 dan society 5.0 dipaparkan Wakil Rektor 1, Dr Eng.Ir. Zulfajri Basri Hasanuddin,M.Eng . Dilanjutkan pengenasan sistem pendidikan tinggi Indonesia oleh Wakil Rektor 2, Prof. Oslan Jumadi, S.Si., M.Phil, Ph.D.
Selanjutnya budaya dan etika kehidupan kampus, juga membahas visi dan misi kampus dibawakan Dekan Fakultas Teknik, Dr. Ir. Hafsah Nirwana, M.T. Kemudian ada materi nilai-nilai luhur mahasiswa malaqbiq disampaikan penggiat budaya Mandar juga seorang penulis, Muhammad Ridwan Alimuddin.
Materi terakhir, ditutup dengan menghadirkan Guess Start Zulkifli (Coel) yang menghidupkan acara penutupan dengan mengajak audience untuk bernyanyi bersama, sekaligus membahas bagaimana menangkal ancaman dengan memahami dan mengidentifikasi radikalisme di era digital.