Laksanakan Program PKMS, Dosen Unsulbar Diversifikasi Produk Sajak

Gambar : PKM Unsulbar dan Kelompok Wanita Tani Desa Mosso

Jurnalis : Febrianti Daeng Mangetten

Unsulbar News, Majene. Tim Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar) yang diketuai oleh Dahlia, S Pd M Si (Koordinator Prodi Akuntansi) dengan anggota Nurhidayah, S Pd, M Ak (Dosen Prodi Akuntansi) dan Mufti Hatur Rahmah, S Si, M Si (Dosen Prodi Pendidikan Biologi) sukses melaksanakan Program Kemitraan Masyarakat Stimus (PKMS) di Desa Mosso, Kec. Balanipa, Kab. Polewali Mandar, Jumat (09/07/2021).

Berlangsung dari pagi hingga malam hari, agenda tersebut dihadiri oleh Kepala Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), Supervisor BPP Kec. Balanipa, Kepala Dusun lingkup Desa Mosso, dan anggota Kelompok Wanita Tani Melati sebanyak 23 orang, dengan menerapkan protokol kesehatan, seperti memakai masker, jaga jarak, dan mengukur suhu tubuh.

Pelatihan yang juga melibatkan beberapa mahasiswa Akuntansi dan Pendidikan Biologi ini, mengangkat tema “Diversifikasi Produk Sajak (Sara’ba Jahe Kelor) sebagai Alternatif Minuman Kesehatan di Masa Pandemi Covid-19 pada Kelompok Wanita Tani Melati”.

Kegiatan ini didukung oleh Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat dan Penjamin Mutu Pendidikan (LPPM-PM) Unsulbar, dengan sumber dana dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Unsulbar.

Desa Mosso dipilih menjadi tempat kegiatan, karena selain sebagai salah satu desa objek pengabdian kepada masyarakat Unsulbar sejak tahun 2019 hingga 2021, di desa tersebut juga terdapat produk khas daerah berupa gula merah yang merupakan bahan baku pembuatan Sajak.

Sajak merupakan minuman herbal yang terbuat dari bahan alami, seperti jahe, gula merah, daun kelor, sereh, dan merica yang diolah menjadi bentuk bubuk. Cara penyajiannya sangat mudah, yaitu dengan cara diseduh dengan air panas.

Minuman ini memiliki banyak manfaat. Dikutip dari Alodokter.com, selain meningkatkan imunitas tubuh, Sajak seperti halnya minuman jahe lainnya bermanfaat untuk mengurangi reaksi alergi, meredakan nyeri haid, menurunkan tekanan darah, meningkatkan sirkulasi darah, dan masih banyak lainnya.

Dalam pelaksanaannya, Tim Pengabdian membawakan materi seputar kandungan gizi Sajak, perhitungan biaya produksi dan diversifikasi produk Sajak, serta prakteknya secara langsung hingga sampai pada tata cara pengemasan produk yang memenuhi standar pasar modern.

Produk Minuman Sajak yang telah dikemas dengan standar pasar moderen

Melalui kegiatan ini, Dahlia selaku Ketua Tim Pengabdian berharap masyarakat dapat lebih sadar dan peduli terhadap kesehatan dan lingkungan. Terlebih di masa pandemi di mana tubuh butuh asupan gizi yang tinggi untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Lebih lanjut, Dosen Koordinator Prodi Akuntansi tersebut menambahkan bahwa, masyarakat dapat memasarkan produk Sajak sebagai tambahan pemasukan, sebab bahan baku mudah ditemui di lingkungan sekitar.

“Jika masyarakat berkeinginan, produk ini bisa dikomersialisasi, sehingga dapat menjadi sumber tambahan pendapatan keluarga di sana. Kami datang berbagi ilmu, sisa masyarakat yang mengembangkannya karena bahan-bahan tersedia di lingkungan sekitar,” ujarnya via WhatsApp

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

RSS
Follow by Email
YouTube
YouTube
WhatsApp
Tiktok