Komunitas Kakanna Gelar Opening Ceremony Kelakar Sastra Litaq Pembolongan

Suasana pembukaan acara Kelakar Sastra Litaq Pembolongan” di Taman Budaya Sulawesi Barat, Kecamatan Tinambung, Sulawesi Barat, pada Jumat (4/10/2024). Dokumentasi: Unsulbar News/Marselino Geradus

Jurnalis: Jurlian

Unsulbar News, Majene – Komunitas Kajian Sastra Nusantara (Kakanna), yang bergerak dalam pelestarian dan pengembangan sastra daerah, mengadakan opening ceremony “Kelakar Sastra Litaq Pembolongan” di Taman Budaya Sulawesi Barat, Kecamatan Tinambung, Sulawesi Barat, pada Jumat (4/10/2024).

Kegiatan ini menjadi pembuka untuk rangkaian acara lain seperti seminar sastra, workshop, dan festival lagu daerah yang akan berlangsung selama empat hari ke depan.

Dalam wawancara dengan ketua panitia, Muhammad Adil Tambono, ia mengungkapkan kesan dan pesannya terkait berlangsungnya acara ini.

“Ya, saya sangat bahagia sekali karena dalam ceremony ini, hampir semua yang ditampilkan adalah hasil buah karya saya, mulai dari lagu, menulis monolog, diplomasi cerpen, dan itu adalah sebuah kebanggaan tersendiri. Ini adalah salah satu bentuk kebahagiaan yang mungkin sulit saya ungkapkan dengan kata-kata. Walhasil, ini adalah momen yang sangat berkesan, dan saya menganggap ini salah satu kisah terindah saya di malam ini dan di tahun ini juga,” ujar Adil.

Adil menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu gerakan sastra yang berfokus pada memperkenalkan kepada masyarakat Mandar bahwa sastra Mandar memiliki kekuatan tersendiri dan merupakan salah satu bentuk kekayaan daerah yang harus terus dilestarikan, dihidupkan, dan dipertahankan agar sastra, serta tradisi budaya dan bahasa, terus dijaga dan tetap bertahan.

Adil juga menyoroti kondisi generasi muda saat ini yang kurang memahami bahasa dan sastra daerah mereka.

“Saat ini, hanya sekian persen generasi muda yang fasih berbahasa Mandar. Persentase yang lebih besar bahkan tidak tahu sama sekali tentang bahasa daerah. Ini adalah salah satu tujuan dari Kelakar Sastra, untuk menghidupkan kembali kesadaran akan bahasa dan sastra daerah,” tambahnya.

Ia menambahkan Kelakar itu sendiri adalah salah satu bentuk sastra yang mengandung unsur candaan, tetapi memiliki makna tersirat yang dalam dan mengandung nilai-nilai filosofi yang luar biasa 

Adil juga menyampaikan harapannya agar komunitas ini lebih berkembang lagi.

“Harapan kami, setelah kami lolos program ini, khususnya untuk anggota komunitas kami, mereka bisa sadar, memahami, dan melakukan gerakan pengkajian khususnya di bidang bahasa dan budaya. Kami memiliki aset budaya yang berbeda dari daerah lain, dan jika diolah dengan baik, ini bisa menjadi kekuatan. Ini juga akan menjadi simbol kekayaan atau nilai tambah dari daerah kami, serta bisa menjadi identitas yang bersaing di tingkat nasional, bahkan internasional,” ucapnya.

Ia menambahkan, “Saat ini, kesadaran itu belum muncul di tengah masyarakat berharap melalui Gerakan Kelakar Sastra, kami ingin melangkah satu langkah lebih maju dari apa yang sudah dicapai sebelumnya,” ujar Adil.

Dalam kesempatan yang sama, perwakilan dari Balai Bahasa Sulsel dan Sulbal,  Dra. Murmahyati M.Hum, juga memberikan kesannya dan menyampaikan ucapan selamat.

“Kesan saya bagus. Dari beberapa kegiatan sastra yang pernah saya hadiri, kegiat inian ini memberikan warna baru. Karena ini adalah salah satu komunitas yang mendapat bantuan dari pemerintah, kami dari Balai Bahasa dan tim KKLP menyampaikan selamat kepada Komunitas Sastra Kakanna,” pungkas Widyabahasa Ahli Madya tersebut.

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

RSS
Follow by Email
YouTube
YouTube
WhatsApp
Tiktok