
Jurnalis : Masdin
Unsulbar News, Majene. Indeks Prestasi Komulatif (IPK) minimal yang ditetapkan oleh Perguruan Tinggi (PT) menjadi salah satu faktor penentu apakah mahasiswa bersangkutan layak atau tidak mendapat Biaya Pendidikan Mahasiswa Miskin Berprestasi (Bidikmisi).
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kasubdit Kesejahteraan dan Kewirausahaan, Direktoral Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Dirjen Belmawa), Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), Ismet Yus Putra dalam kuliah umum, Sabtu (14/09).
Berdasarkan data, IPK mahsiswa Bidikmisi dari periode 2010 sampai 2017, tercatat rata-rata meningkatkan dari 3,21 menjadi 3,26. Meski di tahun 2013 sempat mengalami penurunan menjadi 3,11.
Namun demikian, ia menekankan bahwa menjadi mahasiswa, IPK bukanlah segalanya.
“IPK tinggi saja tidak cukup,” tegasnya
Lanjutnya, mengingat tantangan di era sekarang atau kedepan yang semakin berat dengan munculnya kecerdasan buatan, mahasiswa Bidikmisi dituntut harus menjadi lulusan yang produktif dan inovatif.
“Program Bidikmisi itu memastikan teman-teman menjadi lulusan yang produktif mengingat tantangan yang semakin berat,”
Ia berharap, mulai dari sekarang para mahasiswa mempersiapkan diri untuk bisa kembali berkontribusi nantinya dalam membangun negeri.
Berita terkait : http://www.unsulbarnews.com/pendidikan/unsulbar-adakan-kuliah-umum-dan-sosialisasi-bagi-1400-calon-penerima-bidikmisi
I have not checked in here for some time because I thought it was getting boring, but the last few posts are great quality so I guess I?¦ll add you back to my daily bloglist. You deserve it my friend