Demam K-Pop: Pengaruh dan Dampaknya di Indonesia

Gambar : Ilustrasi konser K-Pop/ Foto: Pinterest

Jurnalis: Amalia Dewi

Unsulbar News, Majene– Sepanjang tahun 2024, Indonesia khususnya Jakarta telah menjadi pusat konser hingga fanmeeting artis Korea Selatan. Terhitung sejak januari, begitu banyak jadwal idol k-pop (idola aliran musik pop korea) yang mengadakan konser. Diantaranya, NCT 127, Baek hyun EXO, IU, Chanyeol EXO, dan jadwal konser yang akan mendatang seperti Baby Monster, Seventeen, D.O EXO, Aespa, Treasure, hingga Enhypen.

Tak hanya itu, acara penghargaan musik yang diselenggarakan setiap tahun untuk memberikan penghargaan kepada para artis dan grup terbaik dalam industri musik Korea Selatan, yaitu Golden Disc Awards ke-38 juga digelar di Jakarta International Stadium tanggal 6 Januari 2024 lalu.

Lantas mengapa hal demikian terjadi? Ternyata musik K-Pop sudah lama terkenal di Indonesia, namun saat memasuki generasi Z, hal tersebut semakin marak, bahkan tidak sedikit dari mereka mulai bergabung ke beberapa fandom (komunitas penggemar idol kpop).

Dilansir dari katadata.co.id, Percakapan soal Korean Pop (K-Pop) terus mendominasi di Twitter secara global. Bahkan, jumlahnya mencapai 7,5 miliar tweet sejak 3 tahun terakhir.

Awal Mula Terkenalnya Musik K-Pop Di Indonesia

Dikutip dari kumparan.com, “Kpop mulai masuk ke Indonesia pada awal tahun 2000-an melalui berbagai saluran seperti drama Korea yang tayang di televisi nasional. Grup musik seperti TVXQ, Super Junior, dan Girls’ Generation menjadi populer di kalangan penggemar musik muda”.

Namun setelah memasuki generasi ketiga (gen 3) K-pop, dimulai ketika EXO debut pada tahun 2012, kemudian disusul BTS (2013), Red Velvet (2014), Seventeen (2015), hingga Blackpink (2016) yang debut pada tahun berbeda secara berurutan. Penggemar makin marak saat tahun terakhir gen 3 berakhir, kisaran tahun 2018.

Perkembangan media sosial seperti YouTube, Twitter, dan Instagram. Hal tersebut yang membuat penggemar dapat mengakses video musik (MV), penampilan panggung (performance), dan wawancara dengan mudah, yang semakin memperluas popularitas K-pop di Indonesia.

Selain menjadi penggemar, tentunya ada beberapa idol k-pop asal indonesia, salah satunya Dita Karang dari Secret Number dan member Xodiac yakni Muhammad Zayyan.

Dampak Pertumbuhan Ekonomi Dan Pariwisata Di Indonesia Akibat Budaya K-Pop

Karena K-pop telah membawa pengaruh yang besar dalam budaya dan gaya hidup di Indonesia. Banyak kemudian penggemar mengadopsi gaya berpakaian, gaya rambut, dan tren kecantikan yang diilhami oleh idola K-pop.

Popularitas tersebut yang telah memberikan dampak ekonomi yang signifikan. Mengapa demikian? Dikutip dari VIVA.CO.ID ”Dilaporkan Good Stats, Indonesia menduduki posisi pertama dengan jumlah fans K-Pop terbanyak di dunia. Berangkat dari data tersebut, banyak brand Indonesia yang mulai melirik artis Korea untuk berkolaborasi mempromosikan produknya secara lebih luas”.

Informasi terhimpun, ada beberapa produk lokal yang kemudian menjadikan idol k-pop sebagai Brand Ambassador (BA) diantaranya, Scarlett Whitening milik Felicya Angelista (TWICE dan EXO), Lemonilo (NCT Dream), Tokopedia ( Blackpink dan BTS), hingga di bidang investasi yakni Siminvest (Taehyung BTS).

Merujuk katadata.co.id dari jurnal artikel The Impact of K-Pop brand ambassador e-commerce and the economy in Indonesia (2023), Tokopedia memegang posisi tertinggi persaingan e-commerce  di Indonesia. Hal tersebut tidak terlepas dari  tindakan mereka dalam menggunakan brand ambassador K-Pop untuk menarik konsumen. Dimana, Industri e-commerce memiliki peluang yang cukup menjanjikan dan dapat menjadi  tumpuan bagi  ekonomi digital Indonesia.

Karena indonesia memang terkenal keindahan alam dan wisata khususnya Bali. Dengan K-pop mengadakan konser/ fan meeting, dapat menjadi daya tarik wisata tambahan dengan banyaknya turis yang berkunjung ke Indonesia untuk menghadiri konser dan acara Kpop.

Hubungan Kerja sama Antara Indonesia Dan Korea Selatan

Dilansir dari kemenlu.go.id., Tahun 2024 hubungan diplomatik Republik Indonesia-Republik Korea menginjak usia ke 51 tahun. Hubungan diplomatik kedua negara mulai dijalin pada September 1973, namun hubungan tingkat konsulat telah dimulai pada Agustus 1966. Kedua negara terus berupaya meningkatkan hubungan dan kerja sama baik secara bilateral, regional maupun multilateral.

Hubungan dan kerja sama bilateral memasuki babak baru pada kunjungan kenegaraan Presiden Moon Jae-in ke Indonesia tanggal 8-10 November 2017. Melalui “Republic of Korea-Republic of Indonesia Joint Vision Statement for Co-Prosperity and Peace“, kedua pemimpin negara sepakat untuk meningkatkan status kemitraan menjadi Special Strategic Partnership, dengan fokus kerja sama pada empat area, yaitu: pertahanan dan hubungan luar negeri, perdagangan bilateral dan pembangunan infrastruktur, people-to-people exchanges, serta kerja sama regional dan global.

Republik Korea adalah salah satu mitra dagang utama Indonesia. Sejak adanya kesepakatan untuk meningkatkan hubungan bilateral pada level “strategic partnership” menjadi “special strategic partnership” pada bulan November tahun 2017, total perdagangan Korea-Indonesia pada tahun 2018 terus mengalami peningkatan sebesar US$ 18,57 milyar atau naik 12,58% dari periode sebelumnya.

Hal tersebut pun termasuk Kerjasama Indonesia dan Korea Selatan di bidang Industri Kreatif, juga telah dimulai sejak penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) pada tanggal 16 Mei 2016 oleh Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) Indonesia dan Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata Korea. Dilansir dari Jurnal Transborder (2017), Adapun

bentuk kerjasama yang disepakati mulai dari:

* Pertukaran, pendidikan, pelatihan, dan peningkatan kapasitas di bidang teknologi produksi film, produksi konten penyiaran dan konten berbasis digital.

* Pertukaran informasi mengenai riset pasar dan pembuatan kebijakan.

* Berbagi pengalaman mengenai pembangunan model-model pembiayaan ekonomi kreatif, termasuk sumber pembiayaan dan investasi.

* Pemberian bantuan teknik dalam pengembangan seni pertunjukan, musik, drama, dan teknologi terkait bioskop.

* Penyelenggaraan pameran dan keikutsertaan dalam pasar untuk mempromosikan kemitraan bisnis.

* Memfasilitasi program-program produksi bersama dan merek bersama untuk memproduksi dan memasarkan produk-produk dan jasa kreatif.

* Joint Venture antara proyek-proyek industri kreatif di kedua Negara.

* Membangun hubungan yang kuat antar industri-industri kreatif di masing-masing Negara.

Beberapa kerjasama di subsektor seperti Film, Fashion, Animasi, Kuliner, Konten TV, Komik, Teknologi Informasi dan Seni Pertunjukan telah berjalan dalam beberapa tahun belakangan ini.

Tidak hanya K-pop, sepanjang tahun 2024 Indonesia Juga marak di hadiri Fanmeeting aktor dan artis asal negara ginseng tersebut diantaranya aktor Ahn Bohyun, Kim Seon ho, Kim Soo Hyun, Byeon Woo Seok, hingga artis Kim Ji won. Dimana diantaranya sedang naik daun saat ini.

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

RSS
Follow by Email
YouTube
YouTube
WhatsApp
Tiktok