Penulis: Shelynda Trifebriani Nursalam
Unsulbar News, Majene – Hadirnya program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada 2020 lalu disambut hangat oleh para mahasiswa, tidak terkecuali di Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar).
Gebrakan program MBKM dari Kemendikbudristek dipimpin Menteri Nadiem Anwar Makarim begitu fenomenal, dimana sebagai langkah awal transformasi pendidikan tinggi yang cukup sukses cetak sejarah baru sebagai program yang diidolakan hingga saat ini.
Awal kemunculan program ini memang beberapa pihak meragukan dapat berjalan lancar. Namun siapa sangka ternyata dengan adanya MBKM dan ragam benefitnya, sukses menarik sejumlah pihak, termasuk mahasiswa yang ‘Gamon’ (Gagal Move On) dan ketagihan dengan berbagai kegiatan yang dilaksanakan selama mengikuti program ini.
Setidaknya terdapat dua program MBKM yang berhasil menarik minat hingga banyak yang tidak ingin segera usai dari timeline kegiatan, yaitu Pertukaran Mahasiwa Merdeka (PMM) dan Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB).
Salah satu mahasiswa Unsulbar alumni program MBKM adalah Rhezky Rhizaldy. Mahasiswa jurusan Teknik Informatika (TI) tersebut menyatakan, masih seringkali gamon dengan berbagai kenangan yang terjadi semasa program berlangsung.
“Yang bikin gamon? Banyak,” jelas Rhizaldy yang kerap disapa Zohal.
Sebelumnya program MBKM yang diikuti adalah PMM Batch 3 Inbound, di Universitas Pasundan. Kata dia hal yang akan dia rindukan adalah kenyamanan selama di lingkungan kampus, lingkungan tempat tinggal, hingga teman-teman nusantara yang ditemui saat di pulau rantauan tersebut.
“The best thing ever,” tambahnya.
Begitu pula dengan alumni program MBKM atas nama Ihsan, mahasiswa jurusan Statistika Unsulbar itu lolos mengikutoi MSIB Batch 6. Ia mengungkapkan bahwa ketagihan dengan program tersebut dan pada Batch 7 tahun ini kembali mendaftarkan diri.
“Siapa sih yang tidak mau punya relasi dengan perusahaan dan instansi pemerintah, serta teman-teman mahasiswa se-nusantara pilihan dengan kapasitas yang luar biasa. Tetap excited mengikuti MSIB 7 ini dengan segala persiapan,” ujarnya optimis.
Merdeka Belajar Kampus Merdeka
Perguruan tinggi terus berusaha beradaptasi dengan menyesuaikan perubahan cara berpikir medeka belajar. Kecemerlangan program MBKM patut diapresiasi dimana kesempatan luas bagi mahasiswa Indonesia membuka cakrawala baru.
Lewat program ini dapat menimba ilmu pada mahasiswa perguruan tinggi di luar pulau, kuliah lintas program studi, bisa belajar beradaptasi dan simulasi masuk di dunia kerja, mempelajari watak dan perilaku setiap individu baru di lingkurang yang baru. Bahkan mendapatkan kebijakan konservasi nilai Satuan Kredit Semester (SKS) adalah sebuah keniscayaan. Walau prakteknya di lapangam masih terdapat kendala informasi dan komunikasi.
Begitu program selesai dilaksanakan, salah satunya kebijakan konversi nilai SKS yang berbeda-beda di setiap prodi, fakultas, pun universitas. Hal tersebut tidak sebanding dengan benefit yang didapatkan selama program berlangsung. Pengalaman yang berharga tidak hanya menjadi kenangan semata. Namun membentuk mahasiswa dalam pengembangan softskill maupun hardskill-nya.
Hal ini dirasakan oleh Henri Pratama, mahasiswa Agribisnis Unsulbar saat mengikuti PMM angkatan 3 tahun 2023 di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Ia memanfaatkan kesempatan untuk Lintas Jurusan (Linjur) ke program studi (Prodi) Tata Boga, Pendidikan Sosiologi, dan Bimbigan Konseling.
Kendala yang ditemui yaitu tidak dapat mengonversi nilai dari PMM ke Program Kuliah Kerja Nyata (KKN). Meskipun demikian, Henri tidak menyesal dan tidak merasa rugi telah mengikuti PMM. Mendapatkan banyak pengalaman dan kesan yang tak terlupakan.
“Seperti yang dikatakan para ahli, salah satu kunci kesuksesan ialah relasi yang luas. Hal itulah manfaat yang didapatkan di PMM,” ungkap Henri (12/8).
Berawal Dari Keraguan
Sebagai kilas balik mahasiswa, dosen, perguruan tinggi maupun mitra pada awalnya ragu dengan program MBKM akan berhasil saat pertama kali diperkenalkan. Banyak pihak merasa begitu asing dengan program yang akan dilaksanakan. Pada tahun 2021 merupakan tahun awal program MBKM di Unsulbar dijalankan, terkhusus Program PMM dan MSIB.
“Pada saat itu hampir seluruh prodi belum ada yang berani mengirimkan mahasiswa pada program Permata Merdeka, sekarang namanya PMM,” ungkap Ikawati Karim SP, MSi, selaku Koordinator Prodi Agribisnis Unsulbar periode 2015-2023.
Bersamaan dengan terjadinya Pandemi Covid-19, sehingga membuat mahasiswa bimbang untuk ikut serta dalam program. Karena adanya ketidakpastian mengenai pelaksanaan program secara daring atau luring, dan kekhawatiran terkait kesehatan. Disamping itu, adaptasi dengan sistem baru muncul sangat berbeda dari program Kemendikbudristek sebelumnya.
Hal ini tentu sangat berimbas pada kekhawatiran akademik dari setiap mahasiswa maupun perguruan tinggi. Namun ditengah keraguan, tidak sedikit mahasiswa, perguruan tinggi, serta mitra strategis mencoba membuka kesempatan, berkolaborasi, dan menjadi pihak pertama yang terjun pada program. Dimana program ini merupakan program yang menjanjikan untuk kemajuan pendidikan Indonesia kedepan.
Mantan Kaprodi Agribisnis Unsulbar tersebut pun memilih untuk lebih fokus pada tujuan MBKM. Dengan mempelajari panduan dan Permendikbud no. 2 Tahun 2021 yang telah dikeluarkan, sehingga Ikawati semakin paham dan yakin dengan sistem program MBKM yang dicanangkan oleh Kemendikbudristek.
“Fokus pada tujuan MBKM ini, sehingga pada waktu itu yang paling pertama merespon untuk memberangkatkan mahasiswa adalah prodi Agribisnis,” jelas Ikawati sebagai bentuk dukungan pada mahasiswanya yang bisa memiliki pengalaman di luar kampus.
Semakin Diminati
Setelah berhasil dan sukses pada program pertama, akhirnya membuka pandangan mahasiswa terhadap program MBKM. Kemendikbudristek menambah kuota di setiap angkatan baru karena semakin banyak peminat dalam setiap program. Seiring berjalan waktu, tak terasa program telah terlaksana selama kurang lebih empat tahun.
Tepat di 2024 sekarang tercatat MSIB berhasil membuka 6 kali kesempatan dan PMM sebanyak 4 kali kesempatan bagi seluruh mahasiswa dan perguruan tinggi selama berada dibawah naungan Kemendikbudristek serta mitra yang terlibat. Unsulbar turut berperan aktif mensosialisasikan dan berpartisipasi kegiatan yang berhubungan dengan MKBM, Indikator Kinerja Utama (IKU) dan berbagai hibah pendanaan.
Bahkan saat ini MBKM menjadi program idola baru bagi mahasiswa dan sangat dinantikan pada setiap pembukaan programnya. Kapan lagi memiliki kesempatan magang di tengah kuliah, kuliah di kampus lain dan berpartisipasi di kampus mengajar?
Tidak dapat dipungkiri bahwa penyebaran informasi melalui sosial media (Sosmed) membuat mahasiswa leluasa mengakses informasi dan mencari testimoni dari masing-masing mahasiswa yang telah ikut serta. Melalui foto, video, hingga cerita-cerita menarik yang selalu saja membuat peserta program MSIB maupun PMM gamon dengan kenangan yang berhasil terukir selama satu semester berada di luar kelas perkuliahan.
Sekali berlayar Program MBKM bikin mahasiswa Gamon. Saling berinteraksi, bertukar pikiran, menyelesaikan tantangan dalam kebersamaan oleh mahasiswa berbagai kampus dari Sabang sampai Merauke tentu menyimpan kebanggaan tersendiri untuk masing-masing peserta. Hal ini membuat mahasiswa semakin percaya diri dengan kemampuan yang mereka miliki.
Selain itu, program-program menarik yang telah disusun oleh pihak Kampus Merdeka, membuat mahasiswa semakin tertarik. Selalu saja terdapat gebrakan seru yang menjadi kenangan indah dan terus saja bertambah di setiap langkahnya.
Ketertarikan mahasiswa, dosen, perguruan tinggi, bahkan mitra semakin tahun semakin tumbuh dan meningkat. Dikutip dari website Media Indonesia, hasil survei yang dihimpun oleh Kemendikbudristek tahun 2021, program MSIB merupakan program paling tertinggi diminati para mahasiswa.
“Dari sembilan kegiatan MBKM dan survei yang kami himpun menyatakan MSIB paling diminati yakni dipilih lebih dari 70 persen mahasiswa. Sekaligus menjadi terfavorit, menyusul program lainnya Kampus Mengajar,” ungkap Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbudristek Paristiyanti Nurwardani pada paparan evaluasi dan capaian program MSIB dan Kampus Mengajar.
Pada pelaksanaan pertama program MSIB di tahun 2021, Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah (LLDikti) I Sumatera Utara melalui laman webnya menginformasikan bahwa terdapat 104.656 pendaftar. Setelah melalui proses seleksi, diskusi, dan konsolidasi antara mitra dengan perguruan tinggi, tercatat sebanyak 13.272 mahasiswa dari 555 perguruan tinggi yang dinyatakan siap dan diterima untuk melaksakan program MSIB.
Sedangkan pada 2024, tepat pada Program MSIB Batch 6, Kompas.com mencatat lebih dari 150.000 mahasiswa dari 700 perguruan tinggi dibawah naungan Kemendikbud Ristek yang telah mendaftar pada program MSIB. Adapun yang berhasil lolos sebanyak 47.984 mahasiswa yang terpilih mengikuti program MSIB.
Selain MSIB, ternyata pada tahun ini PMM Batch 4 mencetak rekor peserta terbanyak. Dari laman resmi Diktiristek, tercatat sebanyak 16.250 mahasiswa yang lolos menjadi peserta terpilih program PMM angkatan 4 dari 57.822 mahasiswa pendaftar. Peminat pada program ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada awal peluncuran program di tahun 2021, hanya 11.464 mahasiswa yang mendaftar dari 252 perguruan tinggi.
Pada laman resmi kemdikbud.go.id, Menteri Pendidikan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim menjelaskan bahwa tujuan MBKM adalah membuat pengalaman belajar yang menyenangkan dan relevan bagi mahasiswa dan dosen. Sehingga dari Kemendikbudristek berupaya menghadirkan simulasi dunia kerja bagi mahasiswa setelah mendapat pembelajaran di kelas.
“Dosen harusnya tidak hanya ceramah di depan kelas, dosen bisa membuat rekaman pembelajaran kemudian ketika masuk ke kelas mahasiswa perlu diarahkan untuk lebih banyak berdiskusi, kerja kelompok, mengasah presentasi dan berdebat,” disampaikan oleh Mendikbudristek mengawali dialog dengan para rektor serta perwakilan dosen dan mahasiswa di depan halaman Auditorium Universitas Mataram (Unram), Kota Mataram, Rabu (6/10/2021).
Dari kutipan tersebut di atas terpampang jelas bahwa tidak ada yang mustahil di dunia ini selagi kita dapat berperan serta menjadi bagian program, ilmu semakin luas dan bertambah. Menjadi sarjana yang siap kerja dan bersaing di era digital karena pengalaman mengikuti sejumlah Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka Indonesia Jaya. Sukses selalu tetap berkibar untuk pendidikan tinggi di Indonesia tercinta.
Program-program yang disediakan oleh Kampus Merdeka cukup baik dilaksanakan pada era saat ini. Dimana pentingnya pengembangan skill sejak masa perkuliahan. Sehingga ketika telah lulus dari perguruan tinggi, mahasiswa tidak kaget lagi dunia kerja nantinya. Kemampuan untuk beradaptasi telah terasah dimasa program MBKM berlangsung. PMM yang mengajarkan bagaimana tiap mahasiswa belajar perbedaan budaya antar daerah. Walau kita satu Indonesia, tetapi Indonesia ini memiliki budaya dan adat istiadat yang berbeda di setiap daerahnya.
Begitu pula dengan program MSIB, pengenalan praktik langsung di dunia kerja tentu membawa dampak besar dalam pengembangan mental mahasiswa untuk mengarungi kehidupan setelah lulus nantinya. Bekerja sama dengan para mentor, merasakan suasana pekerja-pekerja handal di bidangnya, hingga berusaha komitmen dan bertanggung jawab dengan tugas yang telah diberikan oleh perusahaan. Dengan perkenalan singkat satu semester yang mereka dapatkan, itu menjadi momen yang sangat berarti dan berkesan tentunya.
Selogan “Bertukar Sementara Bermakna Selamanya” pada PMM benar terjadi. Bertukar tempat, teman, suasana belajar begitu bermakna, selamanya. Jadi tidak heran jika banyak mahasiswa yang terus-terusan membuat Instagram story (IGS) bertemakan Gamon.
Adapun selogan MSIB yaitu “Transformasi Melalui Aksi Bersama MSIB Raih Prestasi”. Waktu singkat untuk mengubah keadaan. Dari mahasiswa menjadi pegawai suatu perusahaan melalui aksi nyata di MSIB.