Jurnalis: Rahmawati
Unsulbar News, Majene — Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT), Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar), Posko Desa Alu adakan lomba unik.
Lomba tersebut bernama Mamoko, digelar mahasiswa KKNT Unsulbar di sungai Mandar, Desa Alu, Polewali Mandar, Selasa (22/8/2023).
Mahasiswa KKNT Unsulbar Desa Alu, Nursan Halal, kepada Unsulbar News mengatakan masyarakat antusias mengikuti lomba.
“Tidak hanya masyarakat berumuran tua, antusias anak – anak di Desa Alu sangat bersemangat dalam mengikuti lomba,” kata Nursan selaku koordinator KKNT Desa Alu.
Lantas Apa Itu Mamoko?
Mamoko sendiri pada masyarakat setempat adalah aktivitas mencari dan menangkap ikan, kepiting atau udang di sungai.
Diketahui bahwa Mamoko sudah jadi tradisi turun temurun yang keberadaannya masih terjaga hingga saat ini, khususnya yang bermukim di pinggiran sungai Mandar.
Adapun lomba Mamoko KKNT Unsulbar, dimana pada kedalaman air sekitar 40 cm, peserta mencari ikan dan udang di sela-sela batu.
Saat lomba Mamoko, peserta tidak diperbolehkan menggunakan alat. Melainkan dengan tangan kosong.
Mekanisme penilaiannya diukur dari jumlah ikan atau udang yang didapatkan selama 20 menit. Ketika ada peserta yang jumlah tangkapannya sama maka tolak ukur penilaiannya ditentukan dari besar kecilnya hasil tangkapan.
Koordinator KKNT Desa Alu, Nursan Halal, menilai Mamoko adalah sebuah terobosan lomba yang patut dilestarikan. Dimana mengingat Mamoko sudah jarang dijumpai dikalangan masyarakat dikarenakan alat-alat penangkapan ikan yang lebih canggih sudah bermunculan seiring berkembangnya zaman.
“Cara penangkapannya [Mamoko] juga sangat ramah lingkungan karena tanpa menggunakan alat dan tidak merusak habitat dalam sungai,” sambung mahasiswa teknik informatika tersebut via chat whatsapp.
Maka dari itu, besar harapannya bagaimana masyarakat Desa Alu tetap menjaga kebersihan sungai dan tetap melestarikan tradisi terdahulu yang menjadikan Mamoko sebagai mata pencaharian.
Pemenang Lomba Mamoko
Setelah mengikuti semua mekanisme lomba, beberapa peserta ditetapkan sebagai pemenang.
Juara pertama untuk kategori dewasa adalah Papa Rasya (36), juara kedua Aldi (17). Sedangkan untuk perserta anak-anak, juara pertama Jaki (12), disusul Lutfi (7), kemudian ada Asita (8) dan Khairil (9).
Masing- masing perserta yang menjadi pemenang kemudian mendapatkan hadia berupa sarung dan baju.
“Sebagai bahan pembelajaran dan pengingat anak zaman sekarang bahwa Mamoko adalah tradisi yang harus di lestarikan,” ujar salah satu pemudi Desa Alu.